PENDAHULUAN
Manajemen
Mutu Terpadu sangat populer di lingkungan organisasi profit, khususnya di
lingkungan berbagai badan usaha/perusahaan dan industri, yang telah terbukti
keberhasilannya dalam mempertahankan dan mengembangkan eksistensinya
masing-masing dalam kondisi bisnis yang kompetitif. Kondisi seperti ini telah
mendorong berbagai pihak untuk mempraktekkannya di lingkungan organisasi non
profit termasuk di lingkungan lembaga pendidikan.Menurut Hadari Nawari
(2005:46) Manajemen Mutu Terpadu adalah manajemen fungsional dengan pendekatan
yang secara terus menerus difokuskan pada peningkatan kualitas, agar produknya
sesuai dengan standar kualitas dari masyarakat yang dilayani dalam pelaksanaan
tugas pelayanan umum (public service) dan pembangunan masyarakat (community
development). Konsepnya bertolak dari manajemen sebagai proses atau rangkaian
kegiatan mengintegrasikan sumber daya yang dimiliki, yang harus di integrasi
pula dengan tahapan pelaksanaan fungsi – fungsi manajemen, agar terwujud kerja
sebagai kegiatan memproduksi sesuai yang berkualitas. Setiap pekerjaan dalam
manajemen mutu terpadu harus dilakukan melalui tahapan perencanaan, persiapan
(termasuk bahan dan alat), pelaksanaan teknis dengan metode kerja/cara kerja
yang efektif dan efisien, untuk menghasilkan produk berupa barang atau jasa
yang bermanfaat bagi masyarakat.
Untuk dapat mencapai kualitas produk yang baik dan sesuai dengan kebutuhan
pelanggan perusahaan harus mampu hanya menghasilkan produk yang sesuai dengan
keinginan pelanggan. Untuk mewujudkan perlu suatu filosofi untuk menghilangkan
pemborosan. Selain itu, usaha menghasilkan produk yang bermutu hanya dapat
dicapai bila proses bermutu dapat dicapai. Perbaikan-perbaikan yang dapat
dilakukan penghematan di berbagai bidang hanya dapat dilakukan dalam suatu
proses yang berlangsung panjang dan terus menerus dan berkesinambungan.
Sering kita dengar bahwa pelaksanaan Just in Time (JIT) harus berpasangan dengan Total Quality Manajemen, atau dapat dikatakan bahwa kedua filosofi ini seperti halnya dua sisi mata uang logam. Bahkan sebelum Total Quality Manajemen dapat dilaksanakan dalam perusahaan maka (JIT) tidak dapat dilaksanakan. Sedangkan usaha mengadakan perbaikan secara terus menerus dan dapat dilaksanakan secara berkesinambungan (countinuous improvement) atau dalam istilah bahasa Jepang yaitu Kaizen adalah suatu usaha perbaikan yang melekat pada filosofi TQM itu sendiri.
Sering kita dengar bahwa pelaksanaan Just in Time (JIT) harus berpasangan dengan Total Quality Manajemen, atau dapat dikatakan bahwa kedua filosofi ini seperti halnya dua sisi mata uang logam. Bahkan sebelum Total Quality Manajemen dapat dilaksanakan dalam perusahaan maka (JIT) tidak dapat dilaksanakan. Sedangkan usaha mengadakan perbaikan secara terus menerus dan dapat dilaksanakan secara berkesinambungan (countinuous improvement) atau dalam istilah bahasa Jepang yaitu Kaizen adalah suatu usaha perbaikan yang melekat pada filosofi TQM itu sendiri.
PEMBAHASAN
A. Pengertian Just in Time (JIT) dan Filosofinya.
JIT merupakan filosofi
pemanufakturan yang memiliki implikasi penting dalam manajemen biaya. Ide dasar
JIT sangat sederhana, yaitu produksi hanya apabila ada permintaan (pull sistem)
atau dengan kata lain hanya memproduksi sesuatu yang diminta dan hanya sebesar
kuantitas yang diminta. Filosofi JIT digunakan pertama kali oleh Toyota dan
kemudian diadopsi oleh banyak perusahaan manufaktur di Jepang .
Bila JIT merupakan suatu
filosofi manajemen operasi yang berusaha untuk menghilangkan pemborosan pada
semua aspek dari kegiatan-kegiatan produksi perusahaan. Sasaran utama JIT
adalah meningkatkan produktivitas sistem produksi atau operasi dengan cara
menghilangkan semua macam kegiatan yang tidak menambah nilai bagi suatu produk.
Just in Time (JIT) mendasarkan pada delapan kunci utama, yaitu :
1. menghasilkan produk yang sesuai dengan jadwal yang didasarkan pada permintaan.
2. memproduksi dengan jumlah kecil
3. menghilangkan pemborosan
4. memperbaiki aliran produksi
5. menyempurnakan kualitas produk
6. orang-orang yang tanggap
7. menghilangkan ketidakpastian
8. penekanan pada pemeliharaan jangka panjang.
C. Latar Belakang Timbulnya JIT.
JIT memerlukan tambahan pelatihan yang lebih banyak bila dibandingkan dengan sistem tradisional. Karyawan diberi pelatihan mengenai bagaimana menghadapi perubahan yang dilakukan dari sistem tradisional. Bagaimana cara kerja JIT. Apa yang diharapkan oleh JIT dan alat-alat statistik seharusnya diberikan. Tujuan JIT adalah untuk meningkatkan laba dan posisi persaingan perusahaan yang dicapai melalui usaha pengendalian biaya, peningkatan kualitas, serta memperbaiki kerja pengiriman. Tetapi ada satu hal yang perlu selalu di ingat ‘ peningkatan daya saing tidak menjamin perusahaan akan survive, tetapi tidak memiliki daya saing menjamin dengan pasti terjadinya bencana.
D. Persyaratan-persyaratan JIT.
Terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi penerapan JIT:
1. Organisasi Pabrik
Pabrik dengan sistem JIT berusaha untuk mengatur layout berdasarkan produk. Semua proses yang diperlukan untuk membuat produk tertentu diletakkan dalam satu lokasi.
2. Pelatihan/Tim/keterampilan
JIT memerlukan tambahan pelatihan yang lebih banyak bila dibandingkan dengan sistem tradisional. Karyawan diberi pelatihan mengenai bagaimana menghadapi perubahan yang dilakukan dari sistem tradisional. Bagaimana cara kerja JIT. Apa yang diharapkan oleh JIT dan alat-alat statistik seharusnya diberikan.
• Membentuk Aliran/Penyederhanaan.
Idealnya suatu lini produksi yang baru dapat di setup sebagai batu ujian untuk membentuk aliran produksi, menyeimbangkan aliran tersebut, dan memecahkan masalah awal.
• Kanbal Pull Sistem.
Kanbal merupakan sistem manajemen suatu pengendalian perusahaan, karena itu kanbal memiliki beberapa aturan yang perlu diperhatikan:
1. Jangan mengirim produk rusak ke proses berikutnya.
2. Proses berikutnya hanya mengambil apa yang dibutuhkan pada saat dibutuhkan,
3. Memproduksi hanya sejumlah proses berikutnya
4. Meratakan beban produksi
5. Menaati instruktur kanban pada saat fine tuning
6. Melakukan stabilisasi dan rasionalisasi proses.
3. Visibiltas / pengendalian visual
Salah satu kekuatan JIT adalah sistemnya yang merupakan sistem visual. Melacaknya apa yang terjadi dalam sistem tradisional sulit dilakukan karena para karyawan mondar-mandir mengurus kelebihan barang dalam proses dan banyak rute produksi yang saling bersilangan.
4. Eliminasi Kemacetan
Untuk menghapus kemacetan, baik dalam fase setup maupun dalam masa produksi, perlu dilakukan beberapa pendekatan yang melibatkan tim fungsi silang. Tim ini terdiri dari berbagai departemen, seperti perekayasaan, manufaktur, keuangan dan departemen lainnya yang relevan.
5. Ukuran Lot Kecil Dan Pengurangan Waktu Setup.
Ukuran lot yang ideal bukan ukuran yang terbesar, tetapi ukuran lot yang terkecil. Pendekatan ini pendekatan ini sesuai bila mesin-mesin digunakan untuk menghasilkan berbagai bagian atau komponen yang berbeda yang digunakan proses berikutnya dalam tahap produksi.
6. Total Productive Maintance
TPM merupakan suatu keharusan dalam sistem JIT. Mesin-mesin membersihkan dan diberi pelumas secara rutin, biasanya dilakukan oleh operator yang menjalankan mesin tersebut.
7. Kemampuan Proses, Statistical Proses Control (SPC) dan Perbaikan Berkesinambungan.
Kemampuan proses, SPC, dan perbaikan berkesinambungan harus ada dalam pemanufakturan JIT, karena beberapa hal: Pertama, segala sesuatu harus bekerja sesuai dengan harapan dan mendekati sempurna. Kedua, dalam JIT tidak ada bahan cadangan untuk kemacetan perusahaan dan Ketiga, semua kondisi mesin harus bekerja dengan prima.
Pemasok.
1. menghasilkan produk yang sesuai dengan jadwal yang didasarkan pada permintaan.
2. memproduksi dengan jumlah kecil
3. menghilangkan pemborosan
4. memperbaiki aliran produksi
5. menyempurnakan kualitas produk
6. orang-orang yang tanggap
7. menghilangkan ketidakpastian
8. penekanan pada pemeliharaan jangka panjang.
C. Latar Belakang Timbulnya JIT.
JIT memerlukan tambahan pelatihan yang lebih banyak bila dibandingkan dengan sistem tradisional. Karyawan diberi pelatihan mengenai bagaimana menghadapi perubahan yang dilakukan dari sistem tradisional. Bagaimana cara kerja JIT. Apa yang diharapkan oleh JIT dan alat-alat statistik seharusnya diberikan. Tujuan JIT adalah untuk meningkatkan laba dan posisi persaingan perusahaan yang dicapai melalui usaha pengendalian biaya, peningkatan kualitas, serta memperbaiki kerja pengiriman. Tetapi ada satu hal yang perlu selalu di ingat ‘ peningkatan daya saing tidak menjamin perusahaan akan survive, tetapi tidak memiliki daya saing menjamin dengan pasti terjadinya bencana.
D. Persyaratan-persyaratan JIT.
Terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi penerapan JIT:
1. Organisasi Pabrik
Pabrik dengan sistem JIT berusaha untuk mengatur layout berdasarkan produk. Semua proses yang diperlukan untuk membuat produk tertentu diletakkan dalam satu lokasi.
2. Pelatihan/Tim/keterampilan
JIT memerlukan tambahan pelatihan yang lebih banyak bila dibandingkan dengan sistem tradisional. Karyawan diberi pelatihan mengenai bagaimana menghadapi perubahan yang dilakukan dari sistem tradisional. Bagaimana cara kerja JIT. Apa yang diharapkan oleh JIT dan alat-alat statistik seharusnya diberikan.
• Membentuk Aliran/Penyederhanaan.
Idealnya suatu lini produksi yang baru dapat di setup sebagai batu ujian untuk membentuk aliran produksi, menyeimbangkan aliran tersebut, dan memecahkan masalah awal.
• Kanbal Pull Sistem.
Kanbal merupakan sistem manajemen suatu pengendalian perusahaan, karena itu kanbal memiliki beberapa aturan yang perlu diperhatikan:
1. Jangan mengirim produk rusak ke proses berikutnya.
2. Proses berikutnya hanya mengambil apa yang dibutuhkan pada saat dibutuhkan,
3. Memproduksi hanya sejumlah proses berikutnya
4. Meratakan beban produksi
5. Menaati instruktur kanban pada saat fine tuning
6. Melakukan stabilisasi dan rasionalisasi proses.
3. Visibiltas / pengendalian visual
Salah satu kekuatan JIT adalah sistemnya yang merupakan sistem visual. Melacaknya apa yang terjadi dalam sistem tradisional sulit dilakukan karena para karyawan mondar-mandir mengurus kelebihan barang dalam proses dan banyak rute produksi yang saling bersilangan.
4. Eliminasi Kemacetan
Untuk menghapus kemacetan, baik dalam fase setup maupun dalam masa produksi, perlu dilakukan beberapa pendekatan yang melibatkan tim fungsi silang. Tim ini terdiri dari berbagai departemen, seperti perekayasaan, manufaktur, keuangan dan departemen lainnya yang relevan.
5. Ukuran Lot Kecil Dan Pengurangan Waktu Setup.
Ukuran lot yang ideal bukan ukuran yang terbesar, tetapi ukuran lot yang terkecil. Pendekatan ini pendekatan ini sesuai bila mesin-mesin digunakan untuk menghasilkan berbagai bagian atau komponen yang berbeda yang digunakan proses berikutnya dalam tahap produksi.
6. Total Productive Maintance
TPM merupakan suatu keharusan dalam sistem JIT. Mesin-mesin membersihkan dan diberi pelumas secara rutin, biasanya dilakukan oleh operator yang menjalankan mesin tersebut.
7. Kemampuan Proses, Statistical Proses Control (SPC) dan Perbaikan Berkesinambungan.
Kemampuan proses, SPC, dan perbaikan berkesinambungan harus ada dalam pemanufakturan JIT, karena beberapa hal: Pertama, segala sesuatu harus bekerja sesuai dengan harapan dan mendekati sempurna. Kedua, dalam JIT tidak ada bahan cadangan untuk kemacetan perusahaan dan Ketiga, semua kondisi mesin harus bekerja dengan prima.
Pemasok.
E. Strategi Penerapan Just in Time
Ada beberapa strategi dalam mengimplementasikan JIT dalam perusahaan, antara lain:
Strategi Penerapan pembelian Just in Time. Dukungan, yaitu dari semua pihak terutama yang berkaitan dengan kegiatan pembelian, dan khususnya dukungan dari pimpinan. Tanpa ada komitmen dari pimpinan tersebut JIT tidak dapat terlaksana. Mengubah sistem, yaitu mengubah cara mengadakan pembelian, yaitu dengan membuat kontrak jangka panjang dengan pemasok sehingga perusahaan cukup hanya memesan sekali untuk jangka panjang, selanjutnya barang akan datang sesuai kebutuhan atau proses produksi perubahan kita.
Strategi penerapan Just in Time dalam sistem produksi. Penemuan sistem produksi yang tepa, yaitu dengan sistem tarik yang bertujuan memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan dengan menghilangkan sebanyak mungkin pemborosan. Penemuan lini produksi yaitu dalam satu lini produksi harus dibuat bermacam-macam barang, sehingga semua kebutuhan pelanggan yang berbeda-beda itu dapat terpenuhi. Selain itu lini produksi tersebut dapat menghemat biaya, biaya bahan, persediaan, dan sebagainya.
F. Manfaat JIT.
JIT bukan hanya sekedar metode pengendalian persediaan, tetapi juga merupakan sistem produksi sistem produksi yang saling berkaitan dengan semua fungsi dan aktivitas. Manfaat JIT antar lain :
1. Mengurangi ruangan gudang untuk penyimpanan barang.
2. Mengurangi waktu setup dan penundaan jadwal produksi
3. Mengurangi pemborosan barang rusak dan barang cacat dengan mendeteksi kesalahan pada sumbernya.
4. Penggunaan mesin dan fasilitas secara baik.
5. Menciptakan hubungan yang lebih baik dengan pemasok.
6. Loyout pabrik yang lebih baik.
7. Pengendalian kualitas dalam proses.
G. Hubungan Antara JIT dan TQM.
Untuk mengimplementasikan JIT diperlukan adanya sistem total quality secara keseluruhan dalam organisasi. JIT mensyaratkan semua departemen dapat menanggapi kebutuhan-kebutuhannya. Apabila departemen produksi melaksanakan JIT, tetapi organisasi secara keseluruhan tidak mengupayakan TQM, maka personil departemen produksi akan menghadapi hambatan yang besar. Selain itu JIT juga mensyaratkan perubahan, sehingga sering kali timbul penolakan dari departemen uang memiliki komitmen untuk berubah. Kaizen atau perbaikan secara terus menerus selalu beriringan dengan Total Quality Management (TQM). Bahkan sebelum filosofi TQM ini terlaksana atau sebelum sistem mutu dapat dilaksanakan dalam suatu perusahaan maka filosofi ini tidak akan dapat dilaksanakan sehingga perbaikan secara terus menerus (Kaizen) ini adalah usaha yang melekat pada filosofi TQM itu sendiri. Sehingga Kaizen bisa juga merupakan suatu kesatuan pandangan yang komprehensif dan terintegrasi.
Kaizen adalah suatu istilah dalam bahasa jepang yang dapat diartikan sebagai perbaikan secara terus menerus (countinius improvement). Kaizen nerupakan suatu kesatuan pandangan yang komperhensif dan terintegrasi yang meliputi:
1. Berorientasi pada pelanggan.
2. Pengendalian mutu secara menyeluruh
3. Robotic
4. Gugus kendali mutu
5. Sistem saran
6. Otomatisasi
7. Disiplin di temapt kerja
8. Pemeliharaan produktivitas secara menyeluruh
9. Kanban
10. Penyempurnaan perbaikan mutu, tepat waktu tanpa cacat
11. Kegiatan kelompok-kelompok kecil hubungan kerja sama dengan manajer dan karyawan
12. Pengembangan produk baru
Kaizen mempunyai semangat mengadakan perbaikan secara terus-menerus dan berkesinambungan dengan berpedoman pada semangat, hari ini harus lebih dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini, tidak boleh ada hari tanpa ada perbaikan.
Adapun hirarki dalam kaizen adalah:
• Manajemen Puncak Manajemen Madya Supervisor Karyawan
• Mengkomunikasikan kaizen sebagai strategi perusahaan
• Menyebarluakan dan mengimplementasikan sasaran kaizen sesuai penghargaan manajemen puncak melalui menyebarluaskan kebijakan
• Menggunakan kaizen dalam peranan fungsi
• Melibatkan diri dalam sistem sasaran dan aktivitas kelompok kecil\
KESIMPULAN
Bila JIT merupakan suatu filosofi manajemen operasi yang berusaha untuk menghilangkan pemborosan pada semua aspek dari kegiatan-kegiatan produksi perusahaan. Sasaran utama JIT adalah meningkatkan produktivitas sistem produksi atau operasi dengan cara menghilangkan semua macam kegiatan yang tidak menambah nilai bagi suatu produk.
Just in Time (JIT) mendasarkan pada delapan kunci utama, yaitu :
menghasilkan produk yang sesuai dengan jadwal yang didasarkan pada permintaan.§
memproduksi dengan jumlah kecil menghilangkan pemborosan memperbaiki aliran produksi menyempurnakan kualitas produkorang-orang yang tanggap menghilangkan ketidakpastian penekanannya pada pemeliharaan jangka panjang.
Bila JIT merupakan suatu filosofi manajemen operasi yang berusaha untuk menghilangkan pemborosan pada semua aspek dari kegiatan-kegiatan produksi perusahaan. Sasaran utama JIT adalah meningkatkan produktivitas sistem produksi atau operasi dengan cara menghilangkan semua macam kegiatan yang tidak menambah nilai bagi suatu produk.
Just in Time (JIT) mendasarkan pada delapan kunci utama, yaitu :
menghasilkan produk yang sesuai dengan jadwal yang didasarkan pada permintaan.§
memproduksi dengan jumlah kecil menghilangkan pemborosan memperbaiki aliran produksi menyempurnakan kualitas produkorang-orang yang tanggap menghilangkan ketidakpastian penekanannya pada pemeliharaan jangka panjang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar