Selasa, 11 November 2014

ANALISIS REKRUTMEN DAN STRUKTUR ORGANISASI DALAM ANALISA JABATAN



PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Organisasi berisi sekumpulan sumber daya manusia yang mempunyai tujuan, visi dan misi yang sama. Semua kegiatan yang ada dalam organisasi akan bermuara pada satu atau beberapa tujuan yang semuanya telah tertuang  pada saat perencanaan (planning). Planning pada suatu organisasi sangatlah penting karena bisa dikatakan planning adalah pedoman dan kompas bagi suatu organisasi. Tetapi sumber daya manusia adalah bagian vital bagi organisasi, karena yang bisa menggerakkan organisasi adalah sumber daya manusia, yang bisa membawa kemana arah orientasi adalah sumber daya manusia, yang bisa memajukan dan meruntuhkan organisasi juga sumber daya manusia yang ada di organisasi tersebut. Menurut Handoko (Monthy : 1997), perencanaan sumber daya manusia atau perencanaan tenaga kerja merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi permintaan-permintaan bisnis dan lingkungan pada organisasi di waktu yang akan datang. Sedangkan menurut George Milkovich dan Paul C. Nystrom (Dale Yoder : 1981) perencanaan kerja adalah proses peramalan, pengembangan, pengimplementasian, dan pengontrolan yang menjamin perusahaan mempunyai kesesuaian jumlah pegawai, penempatan pegawai secara benar, waktu yang tepat, yang secara otomatis lebih bermanfaat.
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian perencanaan SDM merupakan proses analisis dan identifikasi tersedianya kebutuhan akan sumber daya manusia sehingga organisasi tersebut dapat mencapai tujuannya.

B.      Tujuan
1.       Untuk mengetahui pengertian dari analisa jabatan ;
2.       Untuk mengetahui manfaat yang ada di dalam analisa jabatan ;
3.      Untuk mengetahui metode apa saja yang digunakan dalam analisa jabatan ;









TELAAH PUSTAKA

A.     Pengertian Analisa Jabatan
Analisa jabatan menurut Gary Dessler (1997), yaitu prosedur untuk menetapkan tugas dan tuntutan keterampilan dari suatu jabatan dan orang macam apa yang akan dipekerjakan untuk itu. Suatu pekerjaan diciptakan untuk memfasilitasi tujuan dari organisasi itu sendiri. Untuk itu pengetahuan, keahlian, dan kemampuan orang memegang jabatan sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan organisasi tersebut. Analisa jabatan adalah esensi untuk menetapkan persyaratan sumber daya manusia yang bagaimana yang akan direkrut ke dalam organisasi. Analisa jabatan merupakan hal yang penting dalam pencapaian tujuan organisasi/perusahaan, karena tujuan analisa jabatan adalah untuk mendefinisikan setiap pekerjaan yang berhubungan dengan perilaku yang diperlukan untuk melaksanakannya. Analisa jabatan harus dikerjakan sebagai langkah awal dalam melakukan perekrutan. Analisa jabatan membuat manajer lebih memahami pekerjaan dan struktur pekerjaan sehingga nantinya diharapkan agar manajer dapat membenahi aliran kerja yang kurang efektif dan juga bisa memperbaiki teknik untuk meningkatkan produktivitas.
Simamora (2006) menyatakan bahwa analisa jabatan dilakukan setelah pekerjaan dirancang, karyawan dilatih untuk melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya. Ada 3 alasan analisa jabatan dilakukan :
1.       Pada saat organisasi pertama kali di bentuk dan analisa pertama kali dilakukan ;
2.       Pada saat dibuat pekerjaan baru ;
3.      Pada saat pekerjaan berubah secara signifikan akibat metode baru, prosedur baru, dan teknologi baru.
Pada intinya analisa jabatan adalah menempatkan orang yang tepat pada suatu pekerjaan tertentu sesuai dengan kemampuan, keahlian, dan pengalaman dalam melakukan suatu pekerjaan. Jadi dalam hal ini dapat menghindari hal-hal yang kurang menguntungkan bagi perusahaan ,seperti seringnya mengganti atau menempatkan orang yang kurang tepat untuk suatu jabatan di dalam organisasi/peruhasaan.

B.      Manfaat Analisa Jabatan
Simamora (2006: 83-84) menyebutkan manfaat dari analisis pekerjaan adalah membantu dalam mengkomunikasikan harapan sebuah pekerjaan terhadap si pemegang jabatan, penyela dan rekan sejawatnya. Dengan menjabarkan apa yang dibutuhkan, bagaimana kualifikasi orang yang akan memegangnya, kapan waktu yang dibutuhkan untuk menciptakan pekerjaan baru itu dan bagaimana syarat-syarat yang akan dibutuhkan maka akan terjadi efisiansi pemakaian tenaga kerja dan optimalisasi produktivitas. Secata lebih rinci Simamora menjelaskan setidaknya terdapat 9 manfaat dari analis pekerjaan yaitu :
1.       Analisis Penyusunan Kepegawaian
Dalam analisis penyusunan kepegawaian, seorang manajer akan mencari informasi tentang pekerjaan dan mengolahnya guna menyusun struktur kepegawaian, sehingga pendayagunaan para karyawan akan lebih optimal ;
2.       Desain Organisasi
Analisis pekerjaan bisa menjadi sejenis audit dalam suatu organisasi. Simamora (2006: 84) menyebutkan bahwa analisis pekerjaan sering diaplikasikan dalam desain dan redesain pekerjaan tertentu serta pekerjaan terkait lainnya yang tujuannya adalah untuk menciptakan perubahan perilaku organisasional yang signifikan ;
Conth struktur organisasi
gambar-1.jpg
Keterangan / penjelasan dari Flow Chart Struktur organisasi :
  • Perusahaan IT ini dipimpin oleh direktur utama yang bertanggung jawab dan memutuskan segala tujuan yang akan dijalani suatu perusahaan.

  • Kemudian juga terdapat direktur satu yang disini sebagai Direktur bagian operasional. Direktur bagian operasional bertanggung jawab atas segala kegiatan operasional perusahaan yang di dalamnya terdapat divisi Developer, Networking, Database dan Technical Support. Dan dalam perusahaan IT ini Direktur Operasional juga berkerja sebagai Analis Sistem IT.
3.      Redesain Pekerjaan
Suatu pekerjaan dapat dikaji atau dikaji ulang ketika pekerjaan itu telah dipakai untuk meningkatkan metode pekerjaan, mengurangi kesalahan, mengeliminasi penanganan yang tidak perlu dan duplikasi upya, menurangi kelelahan, meningkatkan tanggungjawab dan akhirnya memperbaiki kinerja pegawai ;
4.      Telaah dan Perencanaan Kinerja
Analisis pekerjaan menciptakan informasi, perencanaan dan evaluasi kinerja lebih akurat dan hal itu merupakan hal yang bersifat fundamental ;
5.      Suksesi Manajemen
Kesuksesan manajemen tidak lepas dan analisis jabatan karena profil pekerjaan yang dibuat akan menentukan apa saja aktifitas utama, persyaratan kualifikasi dari pekerja dan pertanggungjawaban dari setiap pekerja. Profil posisi menentukan aktifitas dan kualifikasi yang dikehendaki serta mencari penerus untuk posisi tersebut apabila mereka keluar dari organisasi itu ;
Proses rekruitmen
Bagan proses rekruitmen
gambar 2
Penjelasan :
Di dalam proses perekrutan ini terdapat tiga proses yang harus di lalui oleh calon karyawan. Semua proses tersebut di lalui secara bertahap dahulu baru bisa masuk ke proses selanjutnya. Terdapat 4 proses yaitu :
Administrasi
Yaitu melewati tahap yang membutuhkan berkas – berkas yang diminta sebagai persyaratan perusahaan. Pada tahap ini akan di cek mengenai CV calon pegawai apakah sudah memenuhi kriteria yang dibutuhkan perusahaan. Kriteria juga disesuaikan dengan masing – masing divisi.
Tes Tertulis
Tes tertulis disini akan dilakukan oleh calon pegawai jika calon pegawai tersebut telah lulus dalam seleksi Administrasi. Di ter tertulis ini akan dilihat dari segi kemampuan akademik dan aptitude.
Tes Wawancara
Jika nantinya calon pegawai tersebut telah berhasil melewati tahap tes tertulis maka mereka akan masuk ke proses selanjutnya yaitu tes wawancara. Pada tahap ini nantinya perekrut akan melihat kecakapan dari masing – masing calon pegawai secara langsung.
Penerimaan
Tahap ini merupakan tahap dimana setelah calon pegawai berhasil melewati semua tahap perekrutan. Tahap ini perusahaan akan meminta pegawai yang sudah di terima menandatangani perjanjian kerja dan surat – surat yang dibutuhkan lainnya.

C.      Metode yang Dipergunakan Dalam Analisa Jabatan
Terdapat berbagai teknik yang dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi berdasarkan tugas, tanggung jawab, dan aktivitas dari jabatan. Di dalam prakteknya dapat digunakan satu atau lebih teknik yang paling cocok dengan tujuan yang diharapkan. Sebagai contoh, wawancara mungkin cocok untuk menciptakan suatu uraian jabatan, sementara kuisioner lebih tepat untuk menempatkan nilai dari sebuah jabatan untuk tujuan kompensasi. Mengumpulkan data analisa jabatan biasanya mencakup suatu upaya patungan oleh seorang spesialis sumber daya manusia (SDM) dan karyawan. Spesialis SDM mengobservasi dan menganalisis pekerjaan yang sedang dilakukan dan selanjutnya mengembangkan suatu uraian jabatan dan spesifikasi jabatan. Karyawan juga terlibat untuk mengisi kuisioner yang mendaftarkan kegiatan bawahan. Selanjutnya karyawan dapat meninjau dan membenarkan konkulasi analisa sehubungan dengan kegiatan dan tugas jabatan.
Joseph E. Morsh yang dikutip oleh Moh. As’ad memperbincangkan beberapa metode yang dipergunakan dalam analisa jabatan, yaitusebagai berikut :
1.       Metode dengan Questionaire (angket)
Dengan menggunakan angket, yang bersangkutan diminta untuk memberikan data-data mengenai jabatannya dengan kata-kata sendiri. Analis meminta karyawan mengisi angket untuk menggambarkan tugas-tugas yang berkaitan dengan jabatan dan tanggung jawab mereka. Keuntungan utama dari metode angket adalah informasi atas sejumlah pekerjaan dapat dikumpulkan secara murah dan dalam waktu yang relative singkat ;
2.       Metode dengan “check-list’
Pekerja mengecek tugas-tugas yang dikerjakannya, dari suatu daftar pernyataan tugas-tugas yang melukiskan jabatan. Ruang lingkup pernyataan tugas-tugas yang ada di daftar tersebut tergantung dari pertimbangan si pembuat daftar ;
3.   Metode dengan wawancara individual
Ini menyangkut seleksi terhadap pekerja yang baik yang biasanya diwawancarai di luar pekerjaan ;
4.      Metode dengan Pengamatan
Ini dilakukan di tempat kerja sewaktu pekerja tersebut sedang melakukan pekerjaan yang akan dinilai. Penganalisa mengamati dan menanyai pekerja-pekerja guna memperoleh keterangan yang komlit, khusus, dan teliti ;
5.      Metode dengan Wawancara Kelompok
Sejumlah besar pejabat yang mewakili jabatan-jabatan yang sama diseleksi. Dengan bantuan dari penganalisa, pejabat-pejabat mencatat data-data identifikasi dan mengingat serta menuliskan kegiatan-kegiatan mereka. Pada penutupan pertemuan penganalisa mengkombinasikan data-data dari pejabat-pejabat tadi dalam suatu schedule komposisi untuk masing-masing jabatan ;
6.      Metode dengan Technical Conference
Sejumlah ahli diseleksi berdasarkan luasnya pengetahuan dan pengalamannya, dan bekerja bersama-sama untuk mencatat kegiatan-kegiatan yang menyangkut jabatan yang sedang dianalisa ;
7.      Metode dengan Catatan Harian
Pekerja diminta untuk mencatat tugas-tugasnya dari hari ke hari. Keharusan mengingat-ingat dikurangi dan frekuensi pelaksanaan tugas untuk suatu periode pengumpulan data-data dibatasi ;
8.      Metode dengan Ikut Bersama-sama Kerja
Penganalisa jabatan tersebut ikut bekerja. Mungkin ia melakukan tugas-tugas sederhana dengan sedikit atau tanpa instruksi. Dalam hal kegiatan-kegiatan yang bersifat lebih teknis ia harus mempelajari terlebih dahulu pekerjaan tersebut dan kemudian mengerjakannya bersama dengan pegawai-pegawai yang sudah biasa ;
9.      Teknik Critical Incident
Ini menyangkut pengumpulan pernyataan-pernyataan yang didasarkan atas pengamatan langsung atau catatan-catatan perubahan (tingkah laku) yang memperlihatkan performance yang baik sekali maupun yang tak memuaskan. Aspek tingkah laku dari pekejaan-pekerjaan tersebut diperhatikan dan biasanya beberapa kejadian seperti itu berguna untuk mengenali persyaratan yang berat dari suatu jabatan, akan tetapi tidak memberikan keterangan yang cukup untuk suatu model uraian jabatan yang lengkap.
 
STUDI KASUS

A.     Kasus/Permasalahan
John bekerja di sebuah perusahaan swasta yang bergerak di bidang Tour and Travel. Perusahaan tersebut mempekerjakan 60 (enam puluh) karyawan yang terbagi dalam 5 (lima ) divisi. Dia sudah bekerja di perusahaan tersebut selama 6 (enam) bulan. Sebelumnya, dia bekerja di sebuah perusahaan penerbangan internasional yang sangat terkenal dengan jabatan sebagai “Reservation & Ticketing Supervisor”. Tergiur oleh gaji yang tinggi, John tanpa pikir panjang langsung menerima tawaran untuk bekerja di perusahaan tersebut dengan jabatan sebagai “Sales Supervisor”. Apa yang dialaminya kemudian membuat dia berada dalam kegundahan yang mendalam karena merasa pekerjaan yang dijalaninya tidak sesuai nama jabatan dan apa yang dibicarakan pada waktu wawancara kerja. Selain itu ia tidak merasa menemukan kecocokan antara pekerjaan dengan kepribadiannya. Sampai sekarang dia tidak mengetahui secara pasti apa ruang lingkup pekerjaan yang harus dilaksanakannya, sehingga evaluasi kinerjanya menujukkan hasil yang tidak menggembirakan. Setiap kali ia mempertanyakan uraian jabatan kepada atasanyya, maka jawaban yang diterima adalah perusahaan tidak merasa perlu untuk membuat uraian jabatan dan spesifikasi jabatan karena menganggap bahwa semua karyawan pasti tahu apa yang dikerjakan. Kondisi ini terasa sangat kontras dengan apa yang pernah dialami John di perusahaan sebelumnya, dimana segala sesuatu telah dijabarkan secara tertulis dan sangat luas ringkup pekerjaannya. Karena merasa sangat sulit untuk menyesuaikan diri dengan kondisi tersebut maka John dengan berat hati akhirnya mengundurkan diri dari perusahaan setelah bekerja selama 7 (tujuh) bulan. Jika Anda ada di posisi John apa yang Anda lakukan?

B.      Analisa
Jika saya berada di posisi John maka yang seharusnya saya lakukan adalah apabila saya sudah merasa nyaman dengan pekerjaan saya, apalagi spesifikasi jabatan dan uraian pekerjaan sudah sangat jelas serta pekerjaan tersebut sudah membuat saya sangat nyaman karena sesuai dengan kepribadian saya, maka walaupun saya mendapat tawaran pekerjaan dengan gaji yang lebih tinggi dari perusahaan tempat saya bekerja, saya tidak akan dengan mudah untuk memutuskan mengundurkan diri dari perusahaan ini dan kemudian menerima pekerjaan yang baru. Karena bagi saya hal yang paling penting adalah saya sudah merasa nyaman bekerja di perusahaan ini. Tingkat kenyamanan seseorang dalam bekerja tidak mudah didapatkan, saya lebih memilih bekerja di perusahaan yang memberikan saya tingkat kenyamanan yang tinggi walaupun gaji tidak terlalu tinggi dibandingkan harus bekerja dengan dengan gaji yang tinggi tetapi tingkat tekanan dalam bekerja juga tinggi. Jika memang sudah terlanjur mengambil keputusan untuk mengundurkan dari perusahaan pertama dan bergabung dengan perusahaan baru ini, tetapi ternyata keadaan di perusahaan baru tidak sebaik di perusahaan pertama, yaitu spesifikasi jabatannya tidak jelas, tidak ada uraian pekerjaan secara jelas, ditambah pekerjaan yang dilakukan tidak sesuai dengan kepribadian diri saya, maka satu hal yang pasti adalah saya tidak akan merasa nyaman dengan situasi dan kondisi tersebut. Maka semaksimal mungkin saya akan bertahan dengan melakukan penyesuaian diri dengan lingkungan pekerjaan dan kondisi pekerjaan seperti itu, dan jika tenyata dengan berjalannya waktu saya tetap tidak bisa dan tidak mampu bertahan dengan keadaan tersebut maka keputusan yang saya ambilpun akan seperti seperti Jhon, akan mengundurkan diri dari perusahaan tersebut dan mencari pekerjaan yang lebih baik. Dan satu hal yang pasti kejadian tersebut akan saya jadikan contoh dan pengalaman agar tidak terjadi kembali dalam kehidupan saya, yaitu tidak akan mengambil keputusan secara spontan yang membuat hati dan perasaan tidak nyaman bekerja dengan kondisi seperti diatas. Dan saya pun tidak mau bekerja di perusahaan yang tidak memiliki spesifikasi jabatan yang jelas, uraian pekerjaan yang juga tidak jelas, dan pekerjaan yang tidak sesuai dengan kepribadian diri saya. Sebab, jika suatu perusahaan tidak memiliki speesifikasi jabatan dan uraian pekerjaan yang tidak jelas maka hasil kinerja seorang karyawan pun tidak akan maksimal.

Evaluasi Teori

A.     Evaluasi Teori
Analisa jabatan adalah menempatkan orang yang tepat pada suatu pekerjaan tertentu sesuai dengan kemampuan, keahlian, dan pengalaman dalam melakukan suatu pekerjaan. Jadi dalam hal ini dapat menghindari hal-hal yang kurang menguntungkan bagi perusahaan ,seperti seringnya mengganti atau menempatkan orang yang kurang tepat untuk suatu jabatan di dalam organisasi/peruhasaan.
Analisa jabatan sangat penting bagi organisasi/perusahaan karena penempatan tenaga kerja juga mempengaruhi proses kerjaan, hasil pekerjaan, dan apa yang akan di dapatkan oleh perusahaan.

B.      Alat Ukur
Alat ukur yang digunakan dalam analisa jabatan bermacam-macam. Dalam analisa jabatan ini dapat menggunakan lebih dari satu alat ukur agar hasil yang didapatkan lebih tepat sasaran. Alat ukur yang digunakan yaitu seperti :
1.       Kuisioner (angket) ;
2.       Wawancara ;
3.      Buku harian/buku catatan ;
4.      Observasi, dll (seperti yang sudah dijelaskan pada Metode analisa jabatan).



KESIMPULAN

Analisis pekerjaan bisa dikatakan sebagai mata panah dan ujung tombak dari berbagai fungsi sumber daya manusia, kebutuhan tentang keeakurasian dan keaktualisasian setiap posisi di dalam suatu organsasi. Seorang spesialis sunber daya manusia harus bisa memastikan bahwa dalam pelaksanaan analisis jabatan akan memberikan keakurasian informasi kepada manajer, dan pemegang jabatan. Isi analisis pekerjaan berisi deskripsi pekerjaan, spesifikasi pekerjaan, dan standar kinerja pekerjaan. Ketika analisa pekerjaan hasilnya tidak akurat maka dapat dipastikan manajer atau spesialis sumber daya manusia akan menetapkan kriteria yang kurang tepat untuk rekrutmen atau seleksi. Analisis pekerjaan yang buruk akan menyebabkan ketidak akuratan evaluasi pekerjaan evaluasi pekerjaan dan mengakibatkan berbagai keputusan kompensasi yang kurang tepat. Analisis pekerjaan yang tidak sempurna dapat mengakibatkan evaluasi kinerja yang tidak lengkap atau tidak akurat. Maka dari itu manajer harus membuat suatu sistem untuk meninjau deskripsi pekerjaan yang ada, mengumpulkan data sehingga manajer bisa memutakhirkan deskripsi, dan merevisi secara berkala dokumen-dokumen yang ada. Dengan analisa jabatan maka kita akan dapat memperoleh informasi tentang uraian pekerjaan, uraian jabatan, spesifikasi pekerjaan, dan evaluasi pekerjaan pada perusahaan tersebut.























DAFTAR PUSTAKA

Rehman Safdar, Ajmal Waheed, dan Khattak Hamid Rafiq. 2010. “Impact Of Job Analysis On Job Performance: Analysis Of a Hypothesized Model”. Journal of Diversity Management, 5 (2): 17-36
Ash, R. (1988). Job analysis in the world of work. In S. Gael (Ed.), The Job Analysis Handbook for Business (pp. 3-13). New York: John Wiley and Sons.
Siddique, C. M. (2004). Job analysis: A strategic human resource management practice. International Journal of Human Resource Management, 15(1), 219-244.
Mohammad Road Fakhrzad. (2012). Career Road Strategy Model, Complementary of Competency Models and Straregic Job Analysis. Journal of Engineering Management and Applied Sciensec and Technologies, 3(2) : 125-143
Palmer, H., & Valet, W. (2001). Job analysis: Targeting needed skills. Employment relations today, 28(3), 85-91.
Aamodt, Michael G (1999). Aplied Industrial/Organizational Psychology. Brooke / Cole Publishing
Dessler, Gary. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi bahasa indonesia, jlidU 1. PT Prenhallindo: JAKARTA.
Simmamora, henry. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Ed. 3, cetakan ke-2. Sekolah tinggi ilmu ekonomi YKPN: Yogyakarta.
Samsudin Sadili. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. CV Pustaka Setia; Bandung.
Moekijat. 1992. Analisa Jabatan. Mandar Maju: Bandung
As’ad Moh. 1987. Psikologi Industri (edisi revisi). Liberty: Yogyakarta
Rei, Irwan. 2010. job desceiption and job analisys. Indonesia Human Resource Managemen. www.blogspot.com 9 Maret 2013 09:13 (online)
Monthy. 10 Maret 2010. Analisa Jabatan. Psikologi Industri Organisasi. www.blogspot.com 9 Maret 2013 08:45 WIB (online)
Johanes Papu. 2008. Analisa Jabatan dalam Proses Rekrutmen dan Seleksi. www.blogspot.com 9 Maret 2013 09:43 WIB (online)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar